Selasa, 29 November 2011




LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )

Sistem Proteksi Katodik ( Cathodic Protection )
PT. PLN ( Persero ) Pembangkitan Sumatera bagian selatan
   Sektor Pembangkitan Ombilin


                                                                                               


Oleh :

Erik Firdaus
NIS : 09.5653

















PROGRAM STUDI TEKNIK INSTALASI LISTRIK
SMK N 2 SAWAHLUNTO
2 0 11
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )
Telah Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di PT.PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin
Tanggal : 18 Mei S/D 29Juli 2010








                                                                    
Disahkan Oleh :


                       Asman                                 Supervisor Har Listrik
Har Listrik, Kontrol & Instrumen                          




             ( Firman Ramdan )                ( Hotman Armen )



                                                   Manajer




                                                        ( Luthfy Triheru )


HALAMAN PENGESAHAN


Laporan ini Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan Penyelesaian Praktek kerja Lapangan
Tanggal : 18 Mei S/D 29Juli 2010

 

                                       


Oleh :

Erik Firdaus
NIS : 09.5653


Diperiksa dan Disahkan Oleh :




       Kepala Program Studi                                           Guru Pembimbing
Teknik Instalasi tenaga listrik                                         Teknik Listrik





  Drs. Muchsin                                                   Sesri Indri Yeni. ST
   NIP  : 196108221988091005                               NIP: 197501062007012002









DAFTAR ISI


LEMBARAN PENGESAHAN .........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
KATA PENGHANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1.1              Latar Belakang ………………………………………………………...
1.2              Tujuan …………………………………………………………………
1.3              Batasan Masalah ………………………………………………………
1.4              Metode Penulisan ……………………………………………………..
1.5              Sistematika Penulisan …………………………………………………
BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) SEKTOR OMBILIN ….
2.1.      Sejarah Berdirinya Perusahaan ..............................................................
2.2.      Visi dan Misi Perusahaan ......................................................................
2.3.      Struktur Organisasi PT PLN (Persero) ..................................................
2.4.                  Sistem Konversi Energi PLTU Ombilin ................................................
2.5.                  Sistem Kerja PLTU Ombilin .................................................................
2.6.                  Sistem Kelistrikan pada PLTU Ombilin ................................................
BAB III TEORI DASAR CATODIC PROTECTION .....................................
3.1.            Korosi ....................................................................................................
3.2.            Perlindungan Terhadap Korosi ……………………………..................
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................
4.1.            Kesimpulan ............................................................................................
4.2.            Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...
I
II
III
V
1
1
2
2
2
3
4
4
6
7
11
13
19
22
22
30
33
33
34
35





KATA PENGANTAR


F:\PICTURES\Photo Library Collection\Islam\Basmallah 4.jpg




Dengan ucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan di PT. PLN ( Persero ) Pembangkit Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin.
Dalam penyusunan dan penyelesaian laporan yang berjudul ”Sistem Proteksi Katodik ( cathodic protection ) di PT. PLN ( Persero ) Pembangkit Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin” ini, penulis mendapatkan arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagi pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 
1.      Bapak Drs. Hibban, MPd  selaku kepala sekolah SMK N 2 Sawahlunto.
2.      Bapak  Drs. Mucshin selaku Kepala Jurusan Teknik Listrik SMK N 2 Sawahlunto.
3.      Bapak H. Nazris Nazaruddin, ST. Msi selaku Kepala Program Studi Listrik SMK N 2 Sawahlunto.
4.      Bapak  Sesri Indri Yeni selaku Guru Pembimbing PKL.
5.      Bapak Luthfy Triheru selaku Manajer PT. PLN ( Persero ) Sektor Pembangkitan Ombilin.
6.      Bapak Firman Ramdan selaku Asman Har Listrik Kontrol dan Instrumen PT. PLN ( Persero ) Sektor Pembangkitan Ombilin.
7.      Ibuk Muthia selaku Asman SDM & ADM PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin.
8.      Bapak Syamsul Ma’arif selaku Supervisor Kepegawaian & Diklat PT. PLN   ( Persero ) Sektor Pembangkitan Ombilin.
9.      Bapak Hotman Armen selaku Pembimbing Lapangan / Supervisor Listrik PT. PLN ( Persero ) Sektor Pembangkitan Ombilin.
10.  Bapak Ariesvika selaku Koordinator TR PT. PLN ( Persero ) Sektor Pembangkitan Ombilin.
11.  Bapak Halwan Mashuri Nasution selaku Koordinator TT PT. PLN (persero) Sektor Pembangkitan Ombilin.
12.  Bapak Edrian selaku Koordinator RMT PT. PLN ( Persero ) Sektor Pembangkitan Ombilin.
13.  Kepada seluruh Staf dan Karyawan PT. PLN ( Persero ) Sektor Pembangkitan Ombilin yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas kerja samanya.
14.  Ayahanda dan Ibunda atas segala doa dan pengorbanannya yang tak mungkin penulis dapat membalasnya.
15.  Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima kasih banyak atas bantuan dan kerja samanya.

Meskipun laporan ini telah diupayakan agar tersusun sedemikian rupa, namun kemungkinan masih terdapat kekurangan, kesalahan dan kerancuan. Maka dengan itu, penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, komunitas Teknik listrik khususnya bagi penulis pribadi.

Sijantang, Juli 2010      

                                                                           
Penulis


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.      Latar Belakang
Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, dimana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber energi primer seperti, potensial air, energi angin, minyak bumi, gas dan batubara.
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia dewasa ini. Kebutuhan akan energi listrik cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya penduduk memerlukan dan menyadari arti pentingnya listrik untuk menunjang kehidupan sehari-hari. PT. PLN (persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin merupakan salah satu pensuplai energi listrik di Sumatera. PT PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin memakai sistem suplai listrik tenaga uap. PT. PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin memiliki dua unit pembangkit dengan daya setiap unit 100MW. PLTU ini menyalurkan daya ke sistem interkoneksi Sumatera.
PLTU Ombilin mempunyai 2 buah unit generator, masing-masing unit memiliki kapasitas 100 MW. Pengaturan tegangan pada tiap-tiap generator dilakukan dengan mengatur besarnya arus eksitasi (arus penguat). Pengaturan besarnya arus penguat generator dilakukan oleh pengaturan tegangan otomatis. Bila arus eksitasi naik maka daya reaktif yang disalurkan generator ke sistem akan naik sebaliknya bila  turun maka daya  reaktif yang disalurkan akan berkurang. Jika  arus eksitasi yang diberikan terlalu kecil, aliran daya reaktif akan berbalik dari sistem menuju ke generator  sehingga generator menyerap daya  reaktif dari  sistem. Keadaan  ini sangat berbahaya karena  akan menyebabkan  pemanasan  berlebihan pada  stator.


1.2.      Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui struktur organisasi perusahaan  tempat PKL
2.      Mempelajari sistem kelistrikan pada PLTU sektor Ombilin.
3.      Mengetahui sistem proteksi katodik ( Cathodic Protection ) yang digunakan pada PLTU Ombilin.
4.      Sebagai perbandingan antara ilmu yang didapatkan di SMKN 2 Sawahlunto dengan ilmu yang didapat pada industri selama masa Praktek Kerja Lapangan (PKL).

1.3.      Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penyusunan dan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, maka penulis hanya dapat membahas masalah mengenai Cathodic Protection.

1.4.      Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk pembuatan laporan ini adalah sebagi berikut:
1.      Observasi
Yaitu melakukan penelitian langsung kelapangan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan permasalahan.
2.      Wawancara dan diskusi
Melakukan Tanya jawab dengan sumber-sumber yang memahami permasalahan.
3.      Study Literatur
Mendapatkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan melalui referensi.

1.5.      Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan penulisan laporan kerja praktek ini disusun menurut sistematika yang dibagi menjadi empat BAB, yaitu:


BAB II
TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) SEKTOR OMBILIN

2.1.      Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMBAGSEL SISTEM  INTERKONEKSI KELISTRIKAN SUMBAGSEL – SUMBAGTENG – SUMBAR – RIAU merupakan sistem kelistrikan antara Sumatera Bagian Selatan – Lampung dengan Sumatera Bagian Tengah – Sumatera Bagian Barat – Riau dimulai dari awal tahun 2004. Konstribusi kelistrikan yang disalurkan sektor pembangkitan Ombilin ke sistem interkoneksi sebesar 29,64 % dari total keseluruhan pembangkit yang ada di sistem interkoneksi Sumatera Bagian Barat dan Riau.
Kotamadya Sawalunto Propinsi Sumatera Barat merupakan daerah yang mempunyai tambang batubara. PLTU Ombilin terletak di Desa Sijantang yang berlokasi di Desa Sijantang Koto Kecamatan Talawi, dengan tempuh dari kotamadya Sawalunto ± 15 km. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang makin meningkat Pemerintah dalam hal ini PT. PLN (Persero) menentukan kebijaksanaan penghematan penggunaan bahan bakar minyak.
Pemanfaatan potensi batubara sebagai sumber energi listrik semakin penting mengingat keterbatasan sumber energi primer di samping usaha difersitasi energi. Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin – sijantang dengan menggunakan bahan bakar batubara yang merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi batubara di daerah Sawalunto dan sekitarnya.
PLTU Ombilin merupakan PLTU mulut tambang yang tersedia direncanakan beroperasi tahun 1986 dengan batubara Ombilin (dari PT AICdan PT BA UPO) . Namun realisasinya PLTU Ombilin baru memulai beroperasi sejak akhir tahun 1996.
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin dibentuk berdasarkan surat direksi PT. PLN (Persero) No. 080. K/023/DIR/1995, tanggal 18 September 1995 tentang pembuatan dan penetapan tingkat unit Sektor Pembangkitan Ombilin pada PT. PLN (Persero) Wilayah III Sektor Pembangkitan Ombilin yang membawahi daerah kerja Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin dengan kapasitas terpasang 2 x 100 MW .
 Pada saat awal PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin berdiri berdasarkan surat Direksi No. 112. K/023/DIR 1996, tanggal 18 November 1996 tentang Unit Pelaksana PT.  PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan pada tanggal 01 Januari 1997, dibentuk unit Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan Sektor Pembangkitan Ombilin dengan jumlah pegawai saat ini sebanyak 130 orang.
Pembangunan PLTU Ombilin unit 1 dan unit 2 di daerah Sawahlunto telah melalui tahapan-tahapan yang standar dan tentunya juga telah mempertimbangkan beberapa aspek yang menunjang untuk diputuskannya pembangunan suatu prmbangkit yang sesuai dengan infrastruktur yang ada. Adapun tahapan pembangunan PLTU Ombilin antara lain dimulai dengan tahap pasca konstruksi, tahap konsruksi, tahap operasi, tahap pasca operasi.
Pada bulan Juli 1993 kunstruksi utama dimulai dan secara bertahap pembangunan PLTU Ombilin unit 1 dan unit 2 mulai dikerjakan, 3 (tiga) tahun kemudian yaitu pada bulan Juli 1996, disusul kemudian pada tahun yang sama yaitu pada bulan November 1996 PLTU unit 2 beroperasi, sedangkan PLTU itu sendiri dimungkinkan dapat berumur ± 30 tahun.
Tenaga yang dihasilkan PLTU Ombilin melalui Generator dengan tegangan 11 KV dinaikan menjadi 150 KV melalui trafo utama. Kemudian disalurkan melalui taringan tegangan tinggi 150 KV yang menghubungkan ke sistem interkoneksi Sumatera-Lampung, Sumbagteng-Jambi, Sumbar-Riau, selanjutnya dikendalikan oleh Pusat Pengaturan Pengendali Beban sumatera (P3BS).


Kelengkapan infrakstruktur tahapan pembangunan pembangkit, kantor, dan sarana penunjang lainnya adalah sebagai berikut :
Ø      Mulai di bangun bulan Juli 1993
Ø      Commissioning mulai bulan Februari 1996
Ø      PLTU Ombilin Unit 1 mulai dioperasikan tanggal 26 Agustus 1996
Ø      PLTU Ombilin Unit 2 mulai dioperasikan tanggal 05 November 1996
Ø      Serah terima STP tanggal 15 Desember 1997
Ø      PLTG bergabung dengan Sektor Pembangkitan Ombilin tahun 2001 yang berkapasitas 3 x 21,35 MW yang berlokasi di Kecamatan Pauh limo Padang.
            Tahapan-tahapan pembangunan, kantor dan sarana penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
No
Tanggal/Bulan/Tahun
Proses
1.
Juli 1993
Awal pembangunan
2.
Februari 1996
Awal dimulai Comissioning
3.
26 Agustus 1996
Pengoperasian PLTU unit 1
4.
5 November 1996
Pengoperasian PLTU unit 2
5.
15 Desember 1997
Serah terima proyek selesai


2.2.           Visi dan Misi PT PLN (Persero)


     PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin di Sijantang – Sawahlunto memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
            Beradaptasi menjadikan pembangkit yang ramah lingkungan.
            Amanah dalam mengemban tugas & tanggung jawab
            Nyaman dalam bekerja
            Gairah meningkatkan kemampuan untuk berinovasi
            Komitmen & Konsisten dalam bekerja
            Intergritas
            Team work
Misi :
Meningkatkan Availability dan Reability
Harga pokok penjualan (HPP) yang efisien dan ekonomis

       Motto PLN :
            Electricity for a better life. ” Listrik Untuk kehidupan yang lebih Baik”.

2.3.      Struktur Organisasi PT PLN (Persero)
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin dipimpin oleh seorang manajer yang dibantu oleh beberapa Asisten Manajer dan satu orang manajer PLTG, yaitu :
a.       Asisten Manajer Enjinering
b.      Asisten Manajer Operasi
c.       Asisten Manajer Pemeliharaan Mesin
d.      Asisten Manajer Pemeliharaan Listrik, Kontrol & Instrumen
e.       Asisten Manajer SDM dan ADM
f.        Asisten Manajer Coal dan Ash
g.       Manajer PLTG Pauh Limo
Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka masing-masing bagian tersebut mempunyai tugas pokok antara lain:
a.            Asisten Manajer Enjinering
Mempunyai tugas melakukan perencanaan dan evaluasi pengoperasian pemeliharaan pembangkitan tenaga listrik.
b.            Asisten Manajer Operasi
         Mempunyai tugas / bertugas dalam pelaksanaan pengoperasian unit pembangkit tenaga listrik dengan rencana & prosedur yang ditetapkan dalam menjalankan tugasnya, Asisten Manajer Operasi dibantu oleh Supervisor, yaitu :
1.      Supervisor Operasi Shift A
2.      Supervisor Operasi Shift B
3.      Supervisor Operasi Shift C
4.      Supervisor Operasi Shift D
5.      Supervisor Analisis Kimia
c.             Asisten Manajer Pemeliharaan Mesin
Mempunyai tugas dalam pelaksanaan pemeliharaan pembangkitan tenaga listrik. Dalam menjalankan tugasnya Asisten Manajer Pemeliharaan dibantu oleh Supervisor, yaitu :
1.      Supervisor Pemeliharaan Turbin
2.      Supervisor Pemeliharaan Boiler
d.            Asisten Manajer Pemeliharaan Listrik, Kontrol & Instrumen
1.     Supervisor Pemeliharaan Kontrol & Instrumen
2.     Supervisor Pemeliharaan Listrik & Proteksi
e.      Asisten Manajer SDM & ADM
         Menyelenggarakan tata usaha kesekretariatan kepegawaian akuntasi pergudangan dan perbekalan. Dalam menjalankan tugasnya Asisten Manajer SDM & ADM dibantu oleh Supervisor, yaitu
1.      Supervisor Sekretariat & Umum
2.      Supervisor Kepegawaian & Diklat
3.      Supervisor Anggaran & Keuangan

4.      Supervisor Akuntansi
5.      Supervisor Logistik
f.       Asisten Manajer Coal and Ash Handling
1.            Supervisor Operasi Coal and Ash Handling
2.            Supervisor Pemeliharaan Coal Handling
3.            Supervisor Pemeliharaan Ash Handling
4.            Supervisor Pengelolaan Bahan Bakar
h.             Manajer Unit PLTG Pauh Limo
Manajer Unit PLTG Pauh Limo dibantu oleh 3 orang Supervisor, yaitu :
1.      Supervisor Operasi
2.      Supervisor Pemeliharaan
3.      Supervisor Administrasi & Keuangan



Gambar.2.1. Struktur Organisasi PLTU Ombilin

2.4.      Sistem konversi energi pada PLTU Ombilin
            Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan suatu pembangkit listrik yang memanfaatkan energi yang terkandung di dalam uap untuk menghasilkan energi listrik. Uap yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik berasal dari pemanasan air di dalam boiler dengan bahan utama batubara dan bahan bakar bantunya adalah solar (HSD).
            Uap yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin, dimana turbin sebagai penggerak utama dari generator, karena generator satu poros dengan turbin. Generator ini akan menghasilkan energi listrik.. Dapat dilihat bahwa energi panas merupakan energi utama yang di konversikan, panas diubah menjadi energi kinetik atau gerak. Energi kinetik ini kemudian diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Terakhir energi mekanik diubah menjadi energi listrik. Proses perubahan energi tersebut dibantu oleh berbagai perangkat lainnya. Secara umum proses transf
   Energi Kimia
 ( Bahan Bakar )
   Energi Panas
        ( Uap )
 Energi Mekanik
      ( Turbin )
   Energi Listrik
    ( Generator )
  Energi Kinetik
      ( Nozle )
ormasi energi seperti pada gambar dibawah.















Gambar.2.2. Blok Diagram Proses Transformasi Energi

PLTU dalam sistem yang relatif besar (yang daya terpasangnya diatas 1000 MW) pada umumnya merupakan Pusat Listrik yang dominan baik secara teknis operasionil maupun ditinjau dari segi biaya operasi.
Dari segi operasionil PLTU paling banyak kendala khususnya dalam kondisi dinamis. Hal ini disebabkan banyaknya komponen dalam PLTU yang harus diatur. Gambar dibawah, menggambarkan prinsip kerja dari sebuah PLTU yang menggunakan sistem reheat (pemanasan ulang). Sistem reheat ini umumnya dipakai pada unit PLTU yang mempunyai kapasitas terpasang diatas 100 MW.





Gambar.2.3. Siklus PLTU Ombilin



Kendala operasi yang terdapat pada PLTU Ombilin adalah :
a.       Starting time (waktu yang diperlukan untuk menstart) yang relatif lama, bisa mencapai 6 sampai 8 jam apabila start dilakukan dalam keadaan dingin.
b.      Perubahan daya persatuan waktu (MW per menit) yang terbatas, kira-kira 5% per menit.
            Hal ini disebabkan karena proses start maupun perubahan daya dalam PLTU menyangkut pula berbagai perubahan suhu yang selanjutnya menyebabkan pemuaian /pengkerutan. Pemuaian-pemuaian atau pengerutan-pengerutan sedapat mungkin harus berlangsung merata dan tidak terlalu cepat untuk menghindarkan tegangan mekanis maupun pergeseran antara bagian-bagian yang berputaran bagian-bagian yang statis misalnya antara rotor dan stator.

2.5.      Sistem Kerja PLTU Ombilin
                  A. Pengoperasian Boiler
Boiler adalah tempat dimana air yang telah dimurnikan diubah menjadi uap dengan cara pemanasan menggunakan pembakaran batubara. Batubara yang telah dicampur dengan udara dibakar secara instant di dalam Boiler. Jutaan liter air yang telah dimurnikan dipompakan melalui pipa – pipa kedalam boiler. Intensitas panas yang tinggi dari pembakaran batubara mengubah air yang telah dimurnikan di dalam pipa – pipa boiler menjadi uap panas bertekanan tinggi, yang kemudian memutar turbin untuk menghasilkan listrik.
Boiler merupakan peralatan yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap dengan panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar batu bara. Boiler memiliki alat bantu, antara lain :
1.      Economizer ( Pemanasan )
Economizer berfungsi  untuk meningkatkan temperatur air ( pemanasan awal) sebelum masuk ke boiler untuk selanjutnya di alirkan ke steam drum, komponen ini berada dalam boiler yang terdiri dari rangkaian pipa-pipa  (tubes) yang menerima air dari inlet.
Sumber panas yang diperlukan oleh alat tersebut berasal dari gas buang dalam boiler. Air mengalir dalam pipa–pipa, sementara di luar mengalir gas panas yang  berasal dari hasil pembakaran boiler. Selanjutnya steam panas tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan  air sehingga temperaturnya meningkat.


Penggunaan Economizer untuk pemanasan awal sangatlah penting, karena:
1.  Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi boiler secara keseluruhan, karena panas yang ada pada steam bisa dimanfaatkan untuk melakukan usaha.
2.   Dengan memanaskan air sebelum air diubah menjadi steam di Boiler, berarti mempermudah kerja Boiler, hanya sedikit saja panas yang perlu ditambahkan.
3.   Pemanasan air hanya akan mengurangi Thermal Shock pada Boiler.
2.      Boiler Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler.  Secara umunm, ada empat jenis pipa sambungan dasar yang berhubungan dengan Steam Drum, yaitu:
  1. Feed Water Pipe
Berfungsi mengalirkan air dari Economizer ke Distribution Pipe yang panjangnya sama persis dengan Steam Drum. Distribute Pipe berfungsi mengalirkan air dari Economizer secara merata keseluruh bagian Steam Drum.
  1. Downcomer atau Pipa turun
Ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan jarak yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air dari Steam Drum menuju Boiler Circulating Pump. Boiler Water Circulating Pump (BWCP) digunakan untuk memompa air dari Downcomer dan mensirkulasikannya menuju Waterwall yang kemudian air tersebut dipanaskan oleh pembakaran di Boiler dan dikirim kembali ke Steam Drum.
  1. Waterwall Pipe
Terletak dikedua sisi Steam Drum dan merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal dalam Boiler, setiap pipa disambung satu sama lain agar membentuk selubung yang kontinu dalam Boiler. Konstruksi seperti ini disebut konstruksi membran. Waterwall bertugas menerima dan mengalirkan air dari Boiler Circulating Pump kemudian dipanaskan dalam Boiler dan dialirkan ke Steam Drum.

  1. Steam Outlet Pipe
Merupakan sambungan terakhir, diletakkan dibagian atas Steam Drum untuk memungkinkan Saturated Steam keluar dari Steam Drum menuju Superheater.
Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk pemanasan lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam Steam drum dan dialirkan ke Down Comer, dari sini proses akan dimulai lagi. Selain pipa tersebut, juga terdapat Blowdown Pipa yang letaknya dibagian bawah Steam Drum, tepat dibawah permukaan air. Saat air berubah menjadi uap, kotoran-kotoran air akan tetap tinggal di air dalam Steam Drum. Jika konsentrasi kotoran tersebut menjadi tinggi, kemurnian steam yang keluar dari Steam Drum akan terpengaruh dan akan terbawa ke Super Heater ataupun ke Turbin. Pipa Blowdown akan menghilangkan sebagian kotoran air Boiler dari permukaan Steam Drum, dan mengalirkannya sehingga dapat mengurangi konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada akhirnya dapat menjaga Super Heater dan Turbin tetap bersih.
3.      Down Comer
Down Comer berupa pipa yang berukuran besar yang menghubungkan bagian bawah boiler drum dengan Lower Header. Down Comer berguna untuk mengalirkan air turun dari boiler drum menuju Lower Header. Dari Lower Header air akan masuk ke tubewall untuk diubah menjadi uap dan kembali ke boiler drum.
4.      Tube Wall   
Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam furnace sebagian diberikan kepada air yang berada dalam tube sehingga air berubah menjadi uap.
5.      Heater
  1. Superheater
Superheater merupakan kumpulan pipa Boiler yang terletak dijalan aliran gas panas hasil pembakaran. Panas dari gas  ini dipindahkan ke Saturated Steam yang ada dalam pipa Superheater, sehingga berubah menjadi Super Heated Steam.
Superheater ini ada dua bagian, yaitu Primary Superheater dan Secondary Superheater. Primary Superheater merupakan pemanas pertama yang dilewati oleh Saturate Steam setelah keluar dari Steam drum, setelah itu baru melewati Secondary Superheater dan menjadi Super Heated Steam. SH Steam akan dialirkan untuk memutar High Presure Turbin, dan kemudian tekanan dan temperaturnya akan turun.
a)      Low Temperature Super Heater (LTSH)
b)      High Temperatur super Heater (HTSH)

b.       Re-Heater

Setelah tekanan dan temperatur SH Steam turun maka SH Steam tersebut akan dikembalikan ke Boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini berlangsung di bagian Boiler yang disebut Re-Heater  yang merupakan kumpulan pipa Boiler yang diberi panas dari gas pembakaran seperti Superheater. Jadi Re-Heater berfungsi untuk menaikkan temperatur SH Steam tanpa mempengaruhi tekanannya. Di bagian Re Heater, SH Steam akan dikembalikan untuk memutar Intermediate Presure Turbine(IP) dan Low Presure Turbine (LP).

c.       Air Pre-Heater

Air Pre-Heater adalah instrument yang sistem kerjanya berputar dengan putaran rendah dan berfungsi untuk memanasi udara pembakaran sebelum dikirim ke Furnace. Pemanas Udara pembakaran tersebut diambil dari gas buang hasil pembakaran dari Furnace yang dialirkan melalui Air Pre-Heater sebelum dibuang ke Chimney.

6.      Desuper Heater
Desuper Heater terletak diantara Low temperatur super heater dan high temperature super heater yang berfungsi untuk mengendalikan temperature uap dengan cara memancarkan air dari pemanas tekanan tinggi ke dalam uap.
Untuk pengoperasian boiler ini ada beberapa sistem pendukung utama yang terdiri dari :
a)      Sistem bahan bakar
b)      Sirkulasi air dalam boiler
c)      Sistem udara bahan bakar
d)      Sistem gas buang

B.     Precipitator, stack
Batubara yang dibakar akan menghasilkan Burning carbon dioxide (CO2), sulphur dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx). Gas – gas ini dikeluarkan dari Boiler. Bottom ash atau abu yang lebih tebal / berat yang terbuat dari serpihan coarse dijatuhkan ke bawah Boiler dan masuk ke silo untuk dibuang. Fly ash atau abu yang sangat ringan terbawa oleh gas panas di dalam Boiler. Fly Ash ini dtangkap oleh electrostatic precipitator ( ESP ) sebelum gas buang terbang ke udara melalui cerobong asap ( Stack / Chimney ). ESP berfungsi sebagai filter udara yang menyaring atau menangkap 99.4% fly ash.

C.     Turbine
Air di dalam pipa – pipa Boiler menerima panas dari Boiler dan berubah menjadi uap. Uap bertekanan tinggi dari Boiler dialirkan ke Turbin sehingga berputar. Turbin adalah tempat dimana terdapat satu as besi yang panjang yang dipenuhi dengan sirip baling – baling. As besi ini dikopel dengan generator atau dynamo listrik berkapasitas besar. Ketika uap bertekanan tinggi ini menyentuh sirip – sirip baling – baling ini, turbin akan berputar dengan kencang dan memutar bagian generator yang di kopel ke turbin. Generator yang berputar akan menghasilkan listrik.
D.        Kondensator(Condensers) & Sistem Air Pendingin (cooling water system)
Air pendingin dialirkan ke dalam pembangkit dan disirkulasikan melalui pipa – pipa di dalam kondensor, yang digunakan untuk mendinginkan uap yang berasal dari turbin. Air pendingin yang bisa diambil dari air sungai akan mendinginkan uap panas sehingga berubah menjadi air murni kembali dan disirkulasikan kembali ke Boiler untuk dipanaskan menjadi uap dan memutar turbin. Air pendingin yang diambil dari sungai sekarang menjadi hangat karena adanya pertukaran panas di dalam kondensor, dibuang kembali ke sungai.

E.         Substation, transformer, transmission lines
Listrik yang dihasilkan oleh generator biasanya mempunyai tegangan 6 kV atau 11,5 kV akan dinaikan tegangannya menjadi 150kV melalui transformer dan dialirkan ke Gardu Induk ( substation ) untuk didistribusikan. Kenaikan tegangan tersebut diperlukan untuk keperluan pendistribusian hingga ratusan kilometer ke wilayah lain melalui jaringan transmisi.
Untuk penggunaan sehari – hari ataupun industri, tegangan tinggi tersebut akan diturunkan kembali melalui transformer menjadi 380 Volt ( phasa ke phasa ) atau lebih dikenal 220 Volt ( phasa ke netral ).
F.         Penyediaan Batubara
Batubara yang ditambang dibawa ketempat penyimpanan ( coal hoper ) untuk dipecah menjadi ukuran kecil. Kemudian batubara diangkut dengan moda angkutan yang sesuai ( truk, kapal dsb ) ke lokasi PLTU dan disimpan di tempat penyimpanan   ( Coal Yard ).

2.6.      Sistem Kelistrikan  PLTU Ombilin
            Untuk pengoperasian PT. PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin unit 1 dan unit 2 diperlukan energi listrik dari luar. Dalam hal ini listrik disuplay dari sistem interkoneksi Sumatera melalui gardu induk Indarung. Dimana tegangan 150 KV diturunkan dengan menggunakan Station Service Transformer menjadi 6 KV dan tegangan 6 KV inilah yang digunakan untuk menjalankan peralatan-peralatan bantu pada siklus utama PLTU. Tegangan 6 KV diturunkan juga untuk menyuplai peralatan kontrol dan operasional. Jadi tanpa adanya suplai tegangan dari luar di PT. PLN (Persero) Kit. Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin tidak dapat beroperasi.
Untuk penggunaan sehari – hari ataupun industri, tegangan tinggi tersebut akan diturunkan kembali melalui transformer menjadi 380 Volt ( phasa ke phasa ) atau lebih dikenal 220 Volt ( phasa ke netral ).
1.      Sistem 150 kV
Setelah generator berputar 3000 rpm maka akan diberikan penguatan dari eksiter sehingga generator tersebut akan menghasilkan tegangan 11,5 kV. Keluaran tegangan dari generator tersebut dinaikkan menjadi 150 kV pada transformator step up, kemudian disalurkan ke jaringan interkoneksi melalui Gas Insulated Substation (GIS).
2.      Sistem 6 kV
Untuk pengisian bus 6 kV pada saat unit beroperasi disuplay dari GIS melalui diameter 5 ke Station Service Transformer dimana tegangannya akan diturunkan dari 150 kV menjadi 6 kV.
Tegangan pada bus 6 kV ini digunakan untuk pengoperasian motor-motor 6 kV yang berguna untuk pengoperasian awal unit, seperti motor-motor pada Crusher House, Boiler Feed Pump, Condensate Pump dan Circulating Water Pump. Selain itu bus 6 kV digunakan untuk pengoperasian peralatan-peralatan operasional lainnya setelah diturunkan tegangannya.
Setelah unit beroperasi dan membangkitkan tegangan 11,5 kV selain dikirim melalui GIS, tegangan ini juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan unit PLTU sendiri melalui Unit Auxiliary Transformer (UAT). UAT menurunkan tegangan 11,5 kV menjadi 6  kV.
3.      Sistem 380 V
Pada kondisi normal dengan tegangan 380 volt diambil dari bus 6 kV yang terlebih dahulu diturunkan melalui Transformer Step Down. Pada kondisi abnormal, apabila pada bus 380 Volt terjadi penurunan tegangan hingga 70% maka untuk menyuplai tegangan 380 Volt diambil dari Diesel Emergency. Diesel Emergency ini dapat menyalurkan tegangan ke bus 380 Volt dalam waktu ± 12 detik.
Tegangan 380 Volt ini digunakan sebagai sumber tegangan pada motor-motor kecil untuk pengoperasian unit dan juga untuk mensuplai tegangan pada bus 220 Volt.
4.      Sistem 220 VAC
Pengisian bus 220 Volt AC pada kondisi normal operasi disuplai dari bus 380 Volt. Tegangan 220 Volt AC ini digunakan penerangan dan peralatan lainnya. Apabila tegangan bus 380 Volt mengalami gangguan , maka untuk pengisian tegangan bus 220 Volt AC disuplai dari Diesel Emergency.
5.      Sistem Uninterruptable Power Supply (UPS) 220 VAC      
Uninterruptable Power Supply (UPS) adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memberikan suplai daya secara kontinyu dalam keadaan normal maupun abnormal. UPS di PLTU Ombilin dipasang pada sistem LNA yang memberikan suplai 220 Volt AC satu phasa untuk keperluan sistem kontrol komputer. Pada sistem 220 Volt AC UPS tegangannya disuplai dari bus 380 Volt.
6.      Sistem 220 VDC
Sistem 220 Volt DC tegangannya disuplai dari bus 380 melalui rectifier yang dilengkapi dengan trafo step down, dimana tegangan 220 Volt DC sebagian digunakan untuk mencharger baterai.

7.      Sistem 48 VDC
            Sistem 48 Volt DC tegangannya juga disuplai dari bus 380 Volt melalui rectifier yang dilengkapi trafo step down, dimana tegangan 48 Volt DC sebagian digunakan untuk mencharger battery dan sebagian lagi masuk ke bus 48 Volt DC.
Apabila terjadi gangguan di bus 380 Volt DC dan rectifier maka battery yang dicharger tadi akan menyuplai tegangan 48 Volt DC. Tegangan 48 Volt DC digunakan untuk peralatan proteksi seluruh unit, diantaranya proteksi over current, proteksi over voltage, proteksi under voltage, selain itu tegangan 48 Volt DC ini juga untuk sistem pengontrolan unit.
                                                            BAB III
TEORI DASAR
3.1  Korosi
Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Secara umum korosi meliputi hilangnya logam pada bagian yang ter-ekpose. Korosi terjadi dalam berbagai macam bentuk, mulai dari korosi merata pada seluruh permukaan logam sampai dengan korosi  yang terkonsentrasi pada bagian tertentu saja.
Korosi pada logam terjadi karena adanya aliran arus listrik dari satu bagian pada ke bagian yang lain di permukaan logam. Aliran arus ini akan menyebabkan hilangnya metal pada bagian dimana arus dilepaskan ke lingkungan (oksidasi atau reaksi anoda). Proteksi terjadi di titik dimana arus kembali ke permukaan logam (reaksi katoda).
Terdapat empat unsur pokok yang harus dipenuhi agar korosi dapat terjadi. Jika salah satunya hilang, maka korosi tidak dapat terjadi. Empat unsur pokok tersebut antara lain;
·        Anoda              àtempat terjanya reaksi oksidasi. 
·        Katoda             àtempat terjadinya reaksi reduksi.
·        Elektrolit           àLingkungan tempat katoda dan anoda melakukan reaksi  




Gambar 3.1. Mekanisme korosi
Pada logam yang sama, salah satu bagian permukaannya dapat menjadi anoda dan bagian permukaan lainnya menjadi katoda. Hal ini bisa saja terjadi karena kemungkinan logam terdiri dari phase yang berbeda, karena permukaan logam dilapisi dengan kondisi coating yang berbeda, atau karena di permukaan logam terdapat lebih dari satu macam elektrolit.





Gambar 3.2. Korosi Pada permukaan logam
Logam dapat dicelupkan pada elektrolit atau permukaan logam dapat digenangi oleh elektrolit dan membentuk lapisan tipis. Laju korosi bergantung pada konduktifitas listrik elektrolit. Air murni memiliki konduktifitas listrik yang kurang baik sehingga laju korosi yang terjadi akan lebih rendah jika dibandingkan dengan larutan asam yang memiliki konduktifitas listrik tinggi.





Gambar 3.3. Reaksi elektrokimia pada logam
Kemampuan logam untuk menahan korosi biasanya bergantung pada posisi mereka dalam deret elektrokimia.



Tabel 3.1. Deret Elektrokimia
ElemenOvervoltage
Ion
Electrode Potential
(Volts)
Overvoltage
(Volts)
Magnesium
Mg2+
-1.87 (base end)
0.7
Zinc
Al3+
-1.35
0.5
Alumunium
Zn2+
-0.76
0.7
Chromium
Cr2+
-0.6
0.32
Iron
Fe2+
-0.44
0.18
Cadmium
Cd2+
-0.4
0.5
Cobalt
Co2+
-0.29

Nickel
Ni2+
-0.22
0.15
Tin
Sn2+
-0.14
0.45
Lead
Pb
-0.13
0.45
Hydrogen
H+
0.00
-
Antimony
Ab3+
+0.11
0.42
Copper
Cu2+
+0.34
0.25
Silver
Ag+
+0.8
0.1
gold
Au3+
+1.3 (Noble End)
0.35




Oxygen
OH-
+0.4

chlorine
Cl-
+1.36




BAB I             Berisi Pendahuluan
Berisikan tentang Latar Belakang, Materi PKL, Maksud dan Tujuan, Batasan Masalah, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Laporan.
BAB II            Tinjauan Umum PT. PLN (Persero) Sektor Ombilin
Berisikan tentang Sejarah Berdirinya PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin, Struktur Organisasi, Konversi Energi PLTU dan Sistem Kerja PLTU
BAB III          Sistem Proteksi Katodik ( Cathodic Protection )
Berisikan tentang pengertia masalah korosi yang terjadi di beberapa perusahaan,Cara perlindungan terhadap korosi yang terdapat di PT. PLN ( Persero ) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Ombilin.
BAB IV           Penutup
      Berisikan kesimpulan dan saran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar